Kajian Kebutuhan Prasarana Permukiman Perkotaan Kota Bandarlampung (Studi Kasus: Kecamatan Tanjung Senang)
Pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Kecamatan Tanjung Senang, membawa
perubahan besar pada kebutuhan dasar manusia beserta fasilitas penunjangnya. Hal tersebut
menuntut penyediaan wadah aktivitas berupa prasarana permukiman yang berguna untuk
menunjang kelangsungan hidup masyarakat. Kecamatan Tanjung Senang membutuhkan
prasarana yang sesuai dengan karakteristik wilayah dan masyarakatnya guna menunjang
aktivitas kegiatan yang ada di dalamnya. Pemenuhan kebutuhan prasarana permukiman
yang sesuai dengan karakteristik masyarakatnya diperlukan secara langsung berdasarkan
persepsi dari masyarakat pada wilayah itu sendiri. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengidentifikasi standar kebutuhan prasarana permukiman perkotaan
Kecamatan Tanjung Senang Kota Bandarlampung. Untuk mencapai tujuan tersebut,
penelitian ini memiliki dua sasaran yaitu: 1) Identifikasi kebutuhan prasarana permukiman
perkotaan Kecamatan Tanjung Senang Kota Bandarlampung, dan 2) Identifikasi standar
kebutuhan alternatif prasarana permukiman perkotaan Kecamatan Tanjung Senang Kota
Bandarlampung berdasarkan persepsi masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini berupa pendekatan deduktif, dengan metode kuantitatif. Data dikumpulkan
menggunakan kuesioner, yang diberikan terhadap 100 responden. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif untuk
mengidentifikasi kebutuhan prasarana permukiman perkotaan Kecamatan Tanjung Senang
Kota Bandarlampung, dan analisis statistik inferensial dengan menggunakan uji rata-rata
dan uji binomial untuk mengidentifikasi standar kebutuhan alternatif prasarana
permukiman perkotaan Kecamatan Tanjung Senang Kota Bandarlampung berdasarkan
persepsi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam keenam prasarana yang
digunakan pada penelitian ini, terdapat dua prasarana yang sudah sesuai dengan standar
yang berlaku yaitu prasarana air limbah dan drainase, maka pada kedua prasarana tersebut
tidak diperlukannya standar kebutuhan alternatif. Untuk keempat prasarana lainnya yaitu
prasarana air bersih, prasarana persampahan, prasarana listrik, dan prasarana telepon tidak
sesuai dengan standar yang berlaku, maka prasarana tersebut perlu adanya standar
kebutuhan alternatif. Standar kebutuhan alternatif digunakan untuk merencanakan
kebutuhan prasarana permukiman di kawasan perkotaan yang sesuai dengan masyarakat
wilayah setempat, baik untuk perencanaan saat ini maupun untuk perencanaan di beberapa
tahun mendatang.
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2108230045
Keyword