ANALISIS DEFORESTASI AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA PADA TAHUN 2010-2019 MENGGUNAKAN ANALISIS HOTSPOT DAN ALGORITMA LANDTRENDR
Hutan menutupi 31 persen dari luas daratan global, akan tetapi deforestasi dan degradasi hutan terus berlangsung setiap tahun, yang berkontribusi secara signifikan terhadap hilangnya keanekaragaman hayati. Salah satu faktor yang menyebabkan deforestasi hutan adalah kebakaran hutan, di Indonesia seluas 529.267 ha area kebakaran hutan dan lahan terjadi pada tahun 2018. Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh merupakan solusi yang tepat untuk pemantauan dan pengukuran dampak kebakaran hutan dan lahan dalam cakupan wilayah yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis deforestasi yang terjadi akibat kebakaran hutan di Indonesia pada tahun 2010-2019 serta menghitung luasan daerah kebakaran hutan dan mengetahui tingkat keparahan lahan akibat kebakaran hutan, menggunakan analisis spasial emerging hotspot dan algoritma LandTrendr.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan analisis spasial emerging hotspot pada area kebakaran hutan didominasi oleh kategori oscillating coldspot dengan persentase 66,115%. Total luas deforestasi akibat kebakaran hutan tahun 2010-2019 berdasarkan produk data MCD64A1 yaitu 519.776,89 ha, berdasarkan produk data FireCCI51 yaitu 468.451,83 ha, berdasarkan gabungan produk data MCD64A1 dan FireCCI51 yaitu 181.731,68 ha. Serta tingkat keparahan kebakaran berdasarkan algoritma LandTrendr indeks NBR dengan sampel pada wilayah Jambi didominasi oleh tingkat keparahan sedang tinggi (miderate-high severity), sampel pada wilayah Kalimantan Selatan didominasi oleh tingkat keparahan sedang rendah (moderate-low severity), sampel pada wilayah Jawa Timur tingkat keparahan rendah (low severity), dan sampel pada wilayah Papua didominasi oleh tingkat keparahan keparahan rendah (low severity).
Kata Kunci: Deforestasi, Kebakaran Hutan, Analisis Emerging Hotspot, vLandTrendr, NBR
URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2108160011
Keyword