(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

Analisis Mikrotremor Untuk Pemetaan Daerah Rawan Rekahan Tanah Berdasarkan Morfologi Bedrock di Tanjung Karang Timur


Rekahan tanah dapat disebabkan oleh penurunan tanah akibat pengambilan air berlebih karena meningkatnya kebutuhan air, gempa bumi, dan memiliki kemiringan bedrock (batuan dasar) yang besar. Kecamatan Tanjung Karang Timur merupakan salah satu daerah yang kebutuhan airnya meningkat karena memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Pada penelitian ini dilakukan analisis mikrotremor menggunakan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR). Pengolahan data mikrotremor untuk menentukan nilai frekuensi dominan, kecepatan gelombang geser pada kedalaman 30 meter, ketebalan lapisan sedimen, dan ketinggian bedrock. Tujuannya untuk memetakan daerah rawan rekahan tanah akibat pengambilan air berlebih berdasarkan morfologi bedrock. Hasil penelitian menunjukkan nilai frekuensi dominan pada daerah penelitian berkisar antara 0,59 - 1,1 Hz dengan kecepatan gelombang geser pada kedalaman 30 meter sebesar 72,27 - 163,15 m/s di ketebalan lapisan sedimen 20,61 - 66,38 meter dan ketinggian bedrock 32,62 - 81,59 mdpl. Penentuan daerah rawan rekahan tanah akibat pengambilan air berlebih di Tanjung Karang Timur berdasarkan peta ketinggian bedrock. Hasil kemiringan bedrock yang didapatkan dari peta ketinggian bedrock berkisar antara 0° - 13,4°. Berdasarkan kemiringan bedrock daerah penelitian berpotensi sangat rendah mengalami rekahan tanah akibat pengambilan air berlebih. Kata kunci: Rekahan Tanah, Mikrotremor, Metode HVSR, Morfologi Bedrock

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2102030011

Keyword