View/Open

Author
A Audli, Natakusuma

Advisor
Nia K., Pontoh
Fran, Sinatra

Koleksi
Perencanaan Wilayah dan Kota

Publisher

Hingga tahun 2017, masyarakat yang tinggal di perkotaan Indonesia mencapai angka 54,66% (UN World Urbanization Prospects, 2018). Tanpa penanganan yang tepat, lingkungan perkotaan dapat terdegradasi dan mengancam kesehatan manusia (Remoundou & Koundouri, 2009). Konsep perkotaan yang mampu menyerap fenomena ini adalah kota layak huni yang befokus pada penyediaan pelayanan dasar untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan perkotaan (Yadav & Patel, 2015). Pada Most Livable City Index, Kota Bandar Lampung menjadi kota dengan indeks layak huni terendah ke-2 dari 26 kota lainnya (Dimastanto & et. al., 2017). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menilai kualitas sesungguhnya dari ruang terbuka publik (RTP) di Kota Bandar Lampung dan mengkaji manfaatnya terhadap kualitas hidup yang pada penelitian ini mengacu pada kesejahteraan subyektif. Penelitian ini dilakukan di RTP berskala kota yang berada di pusat Kota Bandar Lampung, tepatnya di Taman Gajah dan Car Free Day (CFD) Bundaran Gajah. Hasil penilaian kualitas dari hasil observasi menunjukkan bahwa kualitas yang sangat baik dari kedua RTP adalah kualitas Aktivitas dan Manfaat serta kualitas Inklusif, Sementara itu, penilaian manfaat terhadap kesejahteraan subyektif didapatkan melalui kuisioner dan wawancara untuk mengetahi manfaat RTP dari persepsi para pengunjung. Setelah ditriangulasikan hasilnya adalah Taman Gajah dan CFD Bundaran Gajah disetujui para responden bermanfaat terhadap kesejahteraan subyektif mereka dengan manfaat dominannya adalah pada interaksi sosial dan perasaan aman. Sehingga penyediaan ruang terbuka publik yang berkualitas adalah langkah yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan subyektif masyarakat dan mencegah penurunan kualitas hidup masyarakat. Kata Kunci : kota layak huni, ruang terbuka publik, kesejahteraan subyektif

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2009080030

Keyword