(0721) 8030188    pusat@itera.ac.id   

ANALISIS RISIKO PRABENCANA KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS: PROVINSI RIAU)


Provinsi Riau memiliki sebaran titik panas (hotspot) tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, 2014, dan 2015. Bencana kebakaran hutan yang terjadi di Provinsi Riau pada Maret 2014 membakar 652 hektar kawasan Hutan Tanaman Industri dan membakar 5.434 hektar kawasan Hutan Konservasi. Bencana kebakaran hutan memiliki risiko berupa potensi kerugian yang ditimbulkan pada kawasan hutan dalam kurun waktu tertentu. Penanggulangan bencana memiliki siklus berupa periode prabencana, bencana, dan pascabencana. Salah satu kegiatan penanggulangan prabencana kebakaran hutan adalah melakukan pemetaan dan analisis risiko prabencana kebakaran hutan bertujuan untuk menganalisis sebaran potensi ancaman, kerentanan, kapasitas, dan risiko yang ditimbulkan bencana kebakaran hutan Provinsi Riau tahun 2018. Penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Geografis metode skoring dan pembobotan yang mengacu kepada Peraturan Kepala BNPB Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukan sebaran potensi risiko bencana kebakaran hutan di Provinsi Riau pada kawasan hutan, kawasan Hutan Konservasi dan kawasan Hutan Lindung memiliki potensi risiko terluas pada tingkat rendah, sedangkan kawasan Hutan Produksi memiliki potensi risiko terluas pada tingkat tinggi. Sebaran potensi risiko bencana kebakaran hutan berdasarkan kabupaten atau kota dari total luas wilayah Provinsi Riau, Kabupaten Indragiri Hilir memiliki risiko tingkat rendah terluas dengan luas 1.085.907 hektar, Kabupaten Pelalawan memiliki risiko tingkat sedang terluas dengan luas 323.239 hektar dan memiliki risiko tingkat tinggi terluas dengan luas 645.864 hektar. Kabupaten Indagiri Hilir memiliki potensi risiko bencana kebakaran hutan terluas pada tingkat rendah dikarenakan memiliki kapasitas tingkat sedang dalam menanggulangi potensi ancaman dan kerentanan bencana kebakaran hutan. Kabupaten Pelalawan memiliki potensi risiko bencana kebakaran hutan terluas pada tingkat sedang dan tingkat tinggi dikarenakan memiliki kapasitas tingkat rendah dalam menanggulangi potensi ancaman dan kerentanan bencana kebakaran hutan. Kata Kunci: Kebakaran Hutan, Sistem Informasi Geografis, Metode Skoring dan Pembobotan

URI
https://repo.itera.ac.id/depan/submission/SB2102030006

Keyword